KAB. TANGERANG, iNews45.com || Hari Pendidikan Nasional bukan hanya seremoni tahunan yang mengingatkan kita pada sosok Ki Hadjar Dewantara. Lebih dari itu, Hardiknas adalah momen reflektif—apakah pendidikan kita sudah benar-benar membentuk manusia seutuhnya, bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara karakter? Pertanyaan ini menjadi semakin relevan di tengah maraknya kasus perundungan, kekerasan pelajar, hingga degradasi nilai moral yang kita saksikan hari ini, termasuk di Kabupaten Tangerang.
Kita menyadari bahwa sekolah telah berusaha membentuk karakter anak melalui kurikulum dan pembinaan. Namun, dalam praktiknya, pendidikan karakter sering kali menjadi sekadar pelengkap, bukan jantung utama proses pendidikan. Padahal, krisis nilai yang dialami generasi muda hari ini bukan semata karena kurang ilmu, tetapi karena kehilangan arah dan minimnya keteladanan.
Di sinilah peran pemuda harus hadir, bukan hanya sebagai objek dari sistem pendidikan, tetapi sebagai agen perubahan yang turut mempengaruhi arah dan budaya pendidikan di lingkungannya. Sebagai organisasi kepemudaan terbesar, KNPI memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk ikut membentuk lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan inspiratif.
KNPI Kabupaten Tangerang, khususnya di bidang pendidikan, melihat peluang besar untuk ikut terlibat dalam upaya penguatan karakter anak-anak bangsa. Kita bisa menghadirkan program nyata seperti mentoring pelajar, pelatihan anti-bullying, kelas kepemimpinan pelajar, hingga kegiatan ekstrakurikuler yang membangun kreativitas dan empati.
Pemuda-pemuda terbaik di Tangerang bisa menjadi kakak asuh, pembimbing, bahkan sahabat bagi pelajar yang sedang mencari jati diri.
Ketua KNPI Kabupaten Tangerang, Yusup Basnar, menegaskan:
"Pemuda tidak boleh hanya menjadi penonton dari krisis nilai yang terjadi di sekitar mereka. Sudah waktunya kita mengambil peran aktif dalam membentuk generasi yang berkarakter kuat. KNPI tidak hanya hadir sebagai simbol organisasi, tetapi sebagai motor perubahan sosial—yang bekerja bersama sekolah, guru, dan orang tua membangun ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi dan bermartabat. Pendidikan karakter bukan sekadar program, tapi fondasi bangsa yang harus kita rawat bersama."
Inovasi pendidikan tidak selalu harus soal teknologi tinggi. Dalam konteks pendidikan karakter, inovasi bisa berarti kehadiran nyata pemuda di tengah pelajar—menjadi contoh, pendamping, sekaligus penggerak nilai-nilai kebajikan. Ini sejalan dengan semangat Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan pendidikan sebagai proses membimbing hidup anak-anak, bukan sekadar mengajar di kelas.
Hari Pendidikan Nasional tahun ini seharusnya menjadi momentum untuk memperluas kolaborasi antara institusi pendidikan dan kekuatan masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan. Pemerintah daerah, sekolah, dan KNPI bisa membentuk kemitraan yang terstruktur dan berkelanjutan demi menciptakan ruang-ruang pendidikan nonformal yang memperkuat karakter generasi muda.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa pendidikan karakter tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada guru dan sekolah. Pemuda harus turun tangan, bukan sekadar menuntut perubahan, tetapi menjadi bagian dari solusi. Dan dari Kabupaten Tangerang, kita bisa mulai.
Penulis : Bagus MR
Wakil Ketua Bidang Pendidikan