Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Japarudin BJ : Entah Siapa Yang Salah, Ku Tak Tahu ???

Independent News 45
Senin, 11 September 2023
Last Updated 2023-09-11T12:43:19Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
iklan


KABUPATEN TANGERANG, iNews45.com || Jerit dan tangis pecah di Pulau Rempang dan Pulau Galang, bukan bahagia, tapi pilu ditambah amarah, padahal sejumlah kawasan di Pulau Rempang dan Pulau Galang akan dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu pembangunan pabrik kaca nomer 2 (dua) terbesar di dunia. Inilah kebijakannya, tapi mengapa warga menolak rencana besar itu ?

Japarudin BJ Ketua Ormas Pendekar Banten Korcam Sukamulya Korda II Kabupaten Tangerang menyesalkan dan miris melihat sejumlah Video yang beredar luas di berbagai Media Sosial.

Dirinya mengatakan, "Coba bayangkan, di lokasi tersebut akan dibangun pabrik kaca nomer 2 terbesar di dunia, tentunya akan menyerap tenaga kerja yang besar pada masyarakat di Pulau Rempang dan Galang, akan dapatk memakmurkan rakyat dan anak cucu mereka di kawasan tersebut, tapi kenyataannya warga malah berjibaku, memblokir jalan, melawan aparat untuk menghalang - halangi, menolak rencana tersebut," jelasnya.

Memang proyek besar Investasi dari China tersebut berupa pabrik kaca yang akan dibangun, konon akan menyerap tenaga kerja sebanyak 35.000 orang tapi ditolak rakyat Pulau Rempang dan Pulau Galang," ungkapnya

"Sebenarnya Inilah pentingnya Pemerintah jujur pada rakyatnya, karena pemilik negeri ini adalah rakyat. Jangan melihat masalah ini dari sisi ganti rugi atau ganti untung atas lahan yang akan direlokasi, tapi bagaimana nasib rakyat di Pulau Galang dan Pulau Rempang ke depannya. Apa manfaat yang akan mereka peroleh dari pengorbanan mereka yang rela melepas lahan mereka," terang Japarudin BJ

Karena Inilah hal yang paling penting, sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar - besarnya untuk kemakmuran rakyatnya," ucapnya

Mungkin mereka belajar dari pengalaman rakyat Indonesia selama ini tentang melubernya tenaga kerja China ke Indonesia dan konon pula banyak tidak sesuai prosedur yang ada, termasuk di Pulau Rempang dan Pulau Galang.
Rakyat setempat terutama harus memperoleh manfaat yang sebesar - besarnya atas proyek - proyek atau pembangunan di wilayahnya," ungkap Japarudin BJ

Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya pada aspek keamanan Nasional dan kedaulatan Negara dengan pembukaan proyek yang banyak menyerap tenaga kerja asing khususnya dari China. Kita semua tahu bahwa China mengklaim sebagian wilayah Laut Cina Selatan berdasarkan hukum laut Internasional menjadi wilayah ZEEI (Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia). Klaim mereka yang dikenal dengan 9 titik putus - putus atau Nine Das Line itu mengambil kurang lebih 83.000 Km peresegi atau 30% wilayah laut Indonesia. Kemudian mereka dapat ijin membangun suatu kawasan di Pulau Rempang dan Pulau Galang yang lokasinya tidak jauh dari wilayah yang diklaim oleh Pemerintah China, jelas berpotensi mengancam kedaulatan Indonesia di kawasan tersebut," tuturnya. 

Belum lagi potensi kerawan dapat timbul di kawasan tersebut, apalagi dengan pemberian HGU 190 tahun dan HGB 160 tahun di IKN tentunya berpeluang pula diberikan ke China di kawasan pabrik kaca tersebut. Terkait dengan klaim China tentang Nine Das Lane jelas China melanggar hukum Laut Internasional atau Unclos 82 sehingga pemberian hak kepada China di Pulau Rempang dan Pulau Galang berpotensi saling berhubungan.

Hal hal seperti tersebut di atas setidaknya harus dijelaskan sejelas - jelasnya kepada rakyat. Pembangunan harus berbasis lingkungan dan kesinambungan, tentunya terutama lingkungan hidup manusia yang mendiami kawasan tersebut sejak bertahun - tahun yang lalu dan bagaimana kelanjutan kehidupan mereka selanjutnya," terang Japarudin BJ kesal

Masih teringat jelas di mata rakyat Pulau Rempang dan Pulau Galang yang terlihat jelas Singapura, yang dahulunya penduduk Melayu akhirnya terusir menjadi minoritas dalam banyak hal di Negerinya tersebut. 

Kenyataan yang tersaji saat ini korban telah berjatuhan, anak - anak di bawah umur merintih kesakitan terkena siraman gas air mata milik polisi, tapi pihak kepolisian tidak merasa bersalah karena anginlah yang bersalah, itu kata polisi. Angin telah mengirim menembakan gas air mata ke rumah warga dan sekolah.

"Oh..Nasibmu angin, kau tidak bisa menjawab fitnah tersebut "



(Ar/Is)
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan