Rohul, iNews45.com || Tayangan program “Xpose Uncensored” yang disiarkan pada Senin, 13 Oktober 2025 oleh stasiun televisi Trans7 menuai polemik dan kecaman dari berbagai kalangan. Tayangan tersebut dinilai melecehkan sosok kiai dan tradisi pesantren, terutama dalam salah satu episodenya yang berjudul “Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok".
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi dua lembaga yang secara terbuka menyatakan keberatan atas isi tayangan tersebut. PBNU bahkan telah secara resmi melaporkan Trans7 ke pihak kepolisian dan mengadukan kasus ini ke Dewan Pers pada hari ini.
Kecaman juga datang dari organisasi mahasiswa daerah. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu Bukittinggi (HIMAROHUL-Bukittinggi), Farid Dima Kurniawan, menyatakan bahwa tayangan tersebut tidak pantas dijadikan bahan lelucon, apalagi memperolok simbol-simbol keagamaan di ruang publik.
“Tayangan seperti itu tidak pantas dijadikan bahan narasi lelucon, bahkan dipermainkan di ruang publik,” ujar Farid.
Farid menjelaskan bahwa pesantren dan sosok kiai merupakan simbol keagamaan dan etika yang selama ini berperan penting dalam membentuk karakter bangsa. Menurutnya, hubungan antara santri dan kiai merupakan cerminan dari nilai-nilai tasawuf dan moral yang tinggi.
“Ini adalah simbol keagamaan, terutama kiai dan pesantren yang selama ini menjadi penjaga moral bangsa. Dan ini juga simbol etika dan tasawuf dalam hubungan santri dan guru, yang melahirkan insan-insan berakhlak,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Farid mengingatkan agar hal serupa tidak terulang kembali.
“Cukup sudah, jangan sampai ini terjadi lagi. Kita malu kepada ulama dan tokoh-tokoh besar dari kalangan santri yang turut berperan memerdekakan bangsa ini. Etika dan tasawuf dari pesantren adalah warisan baik untuk diri sendiri, masyarakat, dan bangsa ke depan,” tutupnya.***(rIs/Angga/Alfa).