Warga Desa Kadu Jaya Gelar Aksi Demo, Terkait Mekanisme SPMB SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang
KAB.TANGERANG, iNews45.com || Hari ini warga Desa Kadu jaya Kecamatan Curug menggelar aksi demo di depan SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang.
Aksi yang dipicu oleh ketidak puasan terhadap Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang memberlakukan persyaratan domisili yang dianggap memberatkan orang tua siswa. Terlebih banyak anak - anak di wilayah Desa Kadu tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka akibat persyaratan yang cukup ketat (26/06/2025)
Persyaratan SPMB yang menjadi sorotan warga Desa Kadu, karena alur SPMB yang ada tidak hanya mengharuskan calon siswa untuk memenuhi syarat domisili, tetapi juga harus melampirkan dokumen lain seperti nilai rapot 5 semester, Kartu Keluarga (KK) yang diterbitkan dalam satu tahun terakhir, dan surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) dari orang tua. Hal ini membuat banyak anak yang ingin bersekolah terhalang
Seperti Maryono, salah satu warga yang tinggal sangat dekat dengan sekolah, mengungkapkan kekecewaannya kepada Awak Media. “Kami ini sudah mendaftar secara online, tetapi anak saya tidak ada dalam daftar penerimaan itu.terbitkankan. Ini sangat mengecewakan,” ujarnya
Sebenarnya apa sih, pentingnya menekankan dan pertimbangan jarak domisili dalam proses penerimaan siswa tersebut,jika akhirnya seperti ini,"ujarnya kesal.
Sementara itu Nuryani orang tua siswa lainnya, berharap agar tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Padahal saya hanya meminta pihak sekolah untuk lebih memahami situasi warga Kadu jaya dan lebih mengutamakan anak - anak yang berdomisili dekat dengan sekolah,"tegasnya
“Kami ingin anak - anak memiliki kesempatan yang sama untuk bersekolah tanpa harus melalui proses yang sulit,” ungkapnya.
Sedangkan Rofi, perwakilan Karang Taruna Desa Kadu jaya juga menambahkan bahwa sekitar 12 anak dari RT 01/02 tidak diterima di SMA Negeri 3 meskipun rumah mereka berdekatan dengan sekolah." ini aneh banget, padahal mereka cuma 300 meter dari lokasi sekolah tersebut,"ucapnya
"Saya akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat ini, jika tidak ada tanggapan dari pihak sekolah. Warga Desa Kadu jaya juga berencana untuk mengambil langkah lebih lanjut jika tuntutan mereka tidak didengar.
Rofi menyatakan, “Jika aksi ini tidak diterima, kami akan melanjutkan ke Pemerintah Daerah, Provinsi, atau Kementerian pendidikan. Kami siap berjuang demi masa depan anak - anak kami.
Munculnya Aksi demo ini jelas mencerminkan ketidak puasan masyarakat terhadap sistem penerimaan yang dianggap tidak adil.
Sementara Warga berharap agar pihak sekolah dan pemerintah mendengarkan aspirasi mereka demi masa depan pendidikan anak - anak di Desa Kadu jaya
Dengan harapan akan adanya perubahan, mereka ingin memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Saat awak media ingin konfirmasi Kepala Sekolah enggan di wawancarai, ke Wakil Humas saja atau panitia hingga berita ini di terbitkankan.
(Yanto)