SERANG, iNews45.com || Pernyataan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang yang mengaku “masih mencari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)” untuk mengatasi tumpukan sampah di Desa Bolang, Kecamatan Lebakwangi, menuai sorotan tajam dan kebingungan publik.
Pasalnya, persoalan sampah di wilayah tersebut telah berlangsung lebih dari dua tahun, namun jawaban dari DLH tak pernah berubah, tetap masih mencari lokasi.
Alih-alih memberi solusi konkret, pernyataan itu justru dinilai menunjukkan lemahnya sense of crisis dan buruknya koordinasi antarinstansi dalam menangani masalah lingkungan yang sudah akut.
Ketua Forum Jurnalis Lingkungan (IJL) Nusi, menyebutkan bahwa sejumlah lahan potensial sebenarnya sudah pernah diusulkan dan ditinjau sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, proyek pengelolaan sampah itu berulang kali mandek tanpa kejelasan anggaran dan keputusan politik di tingkat kabupaten.
Beberapa lokasi pembuangan alternatif bahkan sudah sempat dibahas bersama Pemkab tetangga, tapi tidak ada langkah tindak lanjut konkret dari pihak DLH Serang sendiri.
“Masalahnya bukan tidak ada lahan, tapi tidak ada keberanian ambil keputusan. Semua dilempar ke kabupaten lain, seolah Serang tidak punya wilayah sendiri,” ujar nya. Kamis (13/11/2025).
Sikap DLH yang seolah “cuci tangan” dan menyalahkan penolakan warga sekitar calon lokasi TPA tidak bisa dijadikan alasan pembenar. Keterbukaan data, peta lokasi alternatif, hingga hasil studi kelayakan tak pernah dipublikasikan secara terbuka ke publik.
Padahal, jika benar DLH telah melakukan koordinasi lintas kabupaten seperti Cilegon, Pandeglang, dan Lebak, seharusnya ada dokumen resmi atau MoU awal yang bisa ditunjukkan. Namun hingga kini, tidak ada bukti konkret yang disampaikan.
Jika dua tahun hanya dihabiskan untuk “mencari lokasi”, maka ini bukan lagi soal teknis, ini soal kegagalan manajerial dan minimnya tanggung jawab. Warga tidak butuh rencana dua tahun ke depan. Mereka butuh bukti sekarang.
“Karena kalau sampah saja tidak bisa diurus, bagaimana mau bicara soal pembangunan berkelanjutan?” pungkas Nusi.
Sementara itu, warga Desa Bolang sudah jenuh dengan janji pemerintah. Selama dua tahun terakhir, mereka hidup berdampingan dengan bau busuk dan tumpukan sampah, bahkan beberapa warga terpaksa membakar sampah sendiri karena tidak tahan menunggu tindakan pemerintah.
“Kami sudah bosan. Dari dulu katanya mau dibangun TPA baru, tapi nggak pernah terjadi apa-apa. Pemerintah cuma datang ambil foto, habis itu hilang,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya. (*/Red)

