Serang, iNews45.com || Insiden penghalangan kerja jurnalistik terjadi di proyek irigasi Desa Teras, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang. Seorang pria berinisial R, yang diduga pengawas proyek BBWS Cidanau Ciujung Cidurian, melarang dua wartawan dan perwakilan LSM melakukan peliputan dengan nada keras.
Menurut keterangan di lokasi, R bahkan sempat menghubungi seseorang yang disebut-sebut “beking”-nya dan menakut-nakuti awak media. Aksi tersebut memicu adu mulut di lapangan. Padahal, kegiatan peliputan dilakukan di area publik dan menyangkut proyek pemerintah bernilai miliaran rupiah.
Aktivis LSM menilai tindakan itu mencurigakan. “Proyek negara wajib terbuka untuk diawasi publik. Jangan-jangan ada yang disembunyikan,” ujarnya.
Tindakan melarang kerja jurnalistik dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang menjamin kebebasan wartawan mencari dan menyebarkan informasi. Pelaku yang menghalangi tugas pers dapat dijerat pidana penjara hingga 2 tahun atau denda maksimal Rp500 juta.
Anggota Dewan Pers, Arif Zulkifli, menegaskan, “Menghalangi wartawan adalah pelanggaran hukum. Jika merasa dirugikan oleh pemberitaan, gunakan hak jawab, bukan intimidasi.”
Tokoh pers Banten, Oji, menambahkan, “Media bukan musuh, tapi mitra pengawasan publik. Pengawas proyek seharusnya mendukung keterbukaan, bukan mengancam.”
Publik kini menunggu langkah tegas aparat dan pihak BBWS untuk memastikan transparansi penggunaan dana negara serta perlindungan bagi jurnalis di lapangan.
